Sunday, August 7, 2011

Sembuh dengan Tahitian Noni Bioaktive Beverage
( TNBB)





1. Pengertian KANKER Serviks


Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit KANKER yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.

2. Bahaya kanker serviks

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

3. Apa penyebabnya?

Kanker serviks disebabkan oleh VIRUS HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

4. Bagaimana penularannya?

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

5. Apa saja gejalanya?

Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Mencegah KANKER Serviks

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
  • Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
  • Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
  • Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
  • Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
  • Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
  • Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
  • Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
  • Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

TESTIMONI Kanker Serviks

ANDRIANI WULANDARI, KANKER RAHIM

Akibat kanker ganas, dokter memeperkirakan usia hidupnya tinggal 3-5 tahun. Puji tuhan, khasiat Tahitian Noni Bioaktive Beverage ( TNBB)terasa dibotol ketiga.

Puji tuhan selalu saya panjatkan atas mukjijat yang ia berikan melalui TNBB . Berkat TNBB, kesembuhan saya telah mencapai kesempurnaan. Dua tahun yang lalu saya divonis hanya bisa bertahan hidup 3-5 tahun akibat kanker rahim yang ganas.

Pada operasi pertama, rahim saya diangkat, Tapi pasca operasi justru tidak membuat tubuh saya menjadi sehat, entah kenapa ? saya menjadi sulit berjalan, bahkan untuk memakai celana saja perut saya terasa sakit dan tidak nyaman.

Setelah enam bulan berjalan, saya kembali menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang telah bersarang di ulu hati, kali ini operasi berbuah positif. Badan terasa lebih enak, tapi sayangnya, pendarahan hebat menjadi kompensasi operasi tahap kedua saya. Sejak saat itu rumah sakit menjadi langganan saya, karena dalam sebulan saya harus dirawat dirumah sakit 2-3 kali.

Hingga akhirnya, pada April lalu ada seorang teman yang menyarankan untuk mengkonsumsi TNBB. Sebagai bagian dari usaha penyembuhan, menurut pendapat saya, tak ada salahnya untuk dicoba.

Puji tuhan, kasiat TNBB pada botol ketiga langsung saya rasakan. Pendarahan tingkat tinggi yang saya alami berangsur-angsur berkurang. Tak hanya itu, maag tahunan yang saya idap pun turut lenyap yang membuat saya lebih takjub adalah sisa tumor yang masih melekat di ulu hati, secara berangsur-angsur mengering dan mengecil. Berkat TNBB saya tidak lagi berlangganan rumah sakit.



Kanker Serviks Stadium 3B Sembuh Dgn Tahitian Noni Bioaktive Beverage

Denting dawai kehidupan Eva Agustine Mariana seakan terputus. Sederet huruf hitam di selembar kertas itu bagaikan palu godam yang menghantam dada Eva: ia divonis kanker serviks stadium II. Hasil pemeriksaan 17 September 2008 di sebuah rumahsakit di Jakarta Barat itu membuat jiwa Eva terguncang. Ia mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang dialaminya hanyalah igauan di siang bolong. Sayangnya tes ulang di sebuah rumahsakit di Jakarta Pusat pada Oktober 2008 makin meneguhkan hasil tes pertama: kanker serviks.

Kanker serviks merupakan jawaban atas serangkaian gejala perut kram dan tak nyaman hendak muntah. Tak hanya itu, flek hitam muncul jika ia merasa keletihan. Eva pun kerap merasakan sakit akibat perdarahan ketika berhubungan intim.

Untuk menghilangkan sel kanker, dokter menyarankan Eva kemoterapi 20 kali selama 2-3 bulan. Jika tak berhasil, penyinaran menjadi harapan terakhir. “Saat itu dokter bilang jangan harap punya anak. Bisa hidup pun sudah karunia Tuhan,” ungkap ibu 2 anak itu. Pilihan itu tak diambil Eva. Mafhum ketika mendengar kata kemoterapi, yang terbayang adalah Sisca. Kakak iparnya itu menderita kanker nasofaring. Setelah menjalani kemoterapi rambutnya rontok, badan lunglai, serta tak bisa mencecap akibat indera perasa menghilang.

TAHITIAN NONI BIOAKTIVE BEVERAGE
Kondisi Eva makin parah. Kesemutan dan sesak napas kerap menyatroni. Punggung pun terasa sakit dan hambatan berkemih mulai menghiasi hari-harinya. Pertengahan Desember 2008, ia memeriksakan diri ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan kanker telah menjalar ke pangkal paha: stadium III akhir.

Akibat vonis itu Eva takut tidur, “Saya takut tak bisa bangun lagi keesokan harinya,” ungkap perempuan kelahiran 1977 itu. Tak heran kondisi Eva melorot drastis. David, suami Eva, tak mau berpangku tangan. Ia menyambangi banyak herbalis untuk kesembuhan Eva. Namun, meski mengonsumsi berbagai ramuan herbal selama 3 bulan, hasilnya nihil.

Secercah titik terang muncul ketika ayah mertua Eva, Hengky, menyarankan konsumsi TNBB. Eva pun mulai mengkonsumsi 1 liter TNBB tiap hari. Dosisnya tiap 1 jam 4 seloki berukuran 30 ml. Wangi TNBB yang tak sedap sempat mengurungkan niat Eva. Ia mengatasinya dengan menutup hidung dan meminum air putih sebanyak 1 liter. Dampak dari konsumsi TNBB, “Maunya tidur terus,” kata Eva.

Sembilan hari pasca konsumsi alat vital Eva terasa perih dan mulai mengeluarkan flek hitam dan bau tak sedap. “Rasanya seperti luka yang diberi jeruk nipis,” tutur perempuan kelahiran Jakarta itu. Mulai hari ke-11 dosis konsumsi dikurangi hanya setengahnya, 500 ml per hari. Hari ke-18 flek hitam yang keluar disertai darah. Badan lemas dan kepala terasa berat. Menginjak hari ke-28 darah yang keluar makin banyak. “Mungkin saat itu ada 1/4 – 1/2 liter darah yang keluar,” ungkap Eva. Hari-hari selanjutnya flek yang keluar mulai berkurang.

Pada Mei 2009, setelah menghabiskan 60 liter Tahitian Noni Bioaktive Beverage, kondisi tubuh Eva makin membaik dan terasa fit. Merasa senang dengan perkembangan yang terjadi, pada 10 Juni 2009 ia pun memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Sepekan pasca pemeriksaan sebuah kabar gembira terbetik: hasil biopsi sel-sel abnormal dari tubuh Eva telah enyah. “Dokter menyatakan daerah serviks dan kandungan dalam kondisi baik dan sempurna,” tutur Eva.


No comments: